Tidak hanya pendidikan akademik dan kemampuan kognitif yang sebaiknya distimuasi oleh Ayah dan Ibu, pendidikan karakter juga merupakan hal yang penting untuk membentuk kepribadian anak usia dini.
Melansir dari laman web Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, penguatan karakter menjadi salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dalam nawa cita disebutkan bahwa pemerintah akan melakukan revolusi karakter bangsa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengimplementasikan penguatan karakter penerus bangsa melalui gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang digulirkan sejak tahun 2016.
Dorongan akan pemberian pendidikan karakter tertuang dalam salah satu tujuan Pendidikan nasional. Pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Amanat undang-Undang ini bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk generasi muda Indonesia yang cerdas, namun juga memiliki kepribadian dan akhlak mulia untuk menjaga dan meneruskan nilai-nilai luhur karakter bangsa.
Apa itu pendidikan karakter?
Nah, sebenarnya apa sih pendidikan karakter itu? Apa pentingnya pendidikan karakter untuk perkembangan anak?
Menurut T. Ramli, pengertian pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengedepankan esensi dan makna terhadap moral dan akhlak sehingga hal tersebut akan mampu membentuk pribadi peserta didik yang baik.
Sementara, menurut Thomas Lickona, pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
Pemberian pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk moral dan akhlak agar anak memiliki karakter yang kuat dan kompetensi yang tinggi yang tercermin dalam perilaku sehari-hari.
Stimulasi Pembentukan Karakter Bagi Anak Usia Dini
Stimulasi pembentukan karakter pada usia dini dapat diberikan di rumah melalui pola asuh orangtua atau di sekolah melalui pembiasaan yang diterapkan dalam pembelajaran. Pembiasaan dan pendidikan karakter sejak dini akan melekat pada jati diri anak yang mempengaruhi kehidupan dewasa kelak.
Hubungan anak dengan nilai-nilai religius
Penanaman nilai religius berkaitan dengan nilai-nilai ketuhanan atau ajaran agama yang dianut. Perkembangan nilai-nilai moral yang diajarkan melalui agama akan mempengaruhi cara anak bersikap dan bertingkah laku. Penanaman nilai-nilai religius dapat diajarkan melalui pembiasaan berdoa, memberikan teladan sikap sesuai norma agama, membaca cerita-cerita religi yang sarat akan pesan moral dll.
2. Hubungan anak dengan sesama
Pendidikan karakter juga dapat diberikan dengan mengenalkan nilai-nilai moral terkait hubungan anak dengan sesama. Berikut stimulasi yang dapat dilakukan
Menghargai hak dan kewajiban orang lain. Mengenalkan anak cara menghargai hak dan kewajiban orang lain dengan memberikan pengertian melalui penugasan dan reward melalui kesepakatan bersama. Orangtua dan guru juga dapat menjelaskan hak dan kewajiban melalui bercerita.
Mampu mengikuti aturan sosial. Lewat permainan, anak-anak mengenal atau patuh terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dalam permainan tersebut, sehingga lama kelamaan anak-anak terbiasa mematuhi yang berlaku ditengah-tengah masyarakat. Sikap taat terhadap peraturan yang ada hubungannya dengan kepentingan umum atau masyarakat.
Sopan dan santun. Sikap sopan santun dapat diajarkan melalui pembiasaan dan teladan yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya. Sopan santun juga dapat diajarkan melalui mendengarkan buku cerita atau melihat video dengan pesan serupa.
Menghargai karya dan prestasi orang lain. Sikap apresiasi dapat diberikan melalui teladan dari guru maupun orangtua. Dengan memuji sikap anak atau saat mendapatkan pencapaian tertentu, anak akan merasa dihargai dan dapat meneladani hal tersebut.
Demokratis. Sikap demokratis dapat diajarkan melalui musyawarah dan diskusi saat menentukan keputusan. Libatkan dan hargai suara anak dalam diskusi dan saat membuat peraturan.
3. Hubungan anak dengan pembentukan jati diri
Pendidikan karakter berkaitan juga dengan pembentukan jati diri anak. Menurut Drs. Johari Efendi M.Pd, nilai-nilai yang perlu ditanamkan pada anak adalah sabar, jujur, integritas, adil, pemberani, pembelajar dan kerja sama. Stimulasi akan nilai-nilai ini dapat dilakukan melalui keteladanan dari orang dewasa, karena perkembangan anak usia dini yang masih cenderung untuk meniru perilaku orang-orang yang ada di sekitarnya. Pembentukan jati diri juga dapat dirangsang dengan melakukan pembiasaan sebagai nilai-nilai yang diusung dalam peraturan keluarga, misalnya melakukan kerja bakti di hari libur, sabar dalam menunggu giliran ketika bermain bersama saudara, mendorong anak itu berani tidur sendiri dll. Membaca buku cerita atau menonton video dengan tema terkait lalu melakukan diskusi sederhana dengan anak perihal pesan moral yang terkandung dalam cerita juga dapat dilakukan untuk memberikan stimulasi terhadap pembentukan jati diri anak.
4. Hubungan anak dengan lingkungan
Sikap peduli terhadap lingkungan merupakan salah satu karakter yang sebaiknya ditanamkan pada anak sejak dini. Dalam penelitian yang sama, hubungan anak dengan lingkungan meliputi rasa peduli terhadap alam, peduli sosial, menghargai keberagaman dan perbedaan serta membangun nilai kebangsaan sebagai perwujudan sikap patriotisme dan peduli terhadap kepentingan bangsa. Stimulasi terhadap nilai kepedulian terhadap lingkungan ini dapat diberikan melalui melibatkan anak langsung dalam kegiatan yang berkaitan dengan nilai-nilai tersebut misalnya turut serta membersihkan lingkungan sekitar, tidak membuang sampah sembarangan, turut menyantuni anak yatim piatu, mau bermain dengan semua anak tanpa membedakan, dan berpartisipasi dalam acara kebangsaan misalkan upacara, perayaan kemerdekaan dll.
Nah, sekarang Ayah dan Ibu sudah tahu kan, apa itu pendidikan karakter? Tidak hanya pendidikan formal, pendidikan karakter juga harus diperhatikan.
Sumber : https://icando.co.id/